Dunia transaksi keuangan di Indonesia memiliki 2 sumber kekuatan yakni dari syariah dan konvensional. Pada konteks fintech juga ada yang berbasis syariah maupun konvensional. walaupun sama-sama menyediakan layanan keuangan, fintech syariah dan konvensional tetap terdapat perbedaan. Apa saja perbedaan fintech syariah dan konvensional mari simak pembahasannya sebagai berikut.
Mengenal fintech syariah dan konvensional
Fintech merupakan pengembangan layanan keuangan menggunakan teknologi digital yang memuat lingkup transaksi keuangan secara online dan realtime. fintech sendiri dalam peredarannya dibagi menjadi dua yakni fintech syariah dan fintech konvensional.
Dilihat dari segi fungsinya, baik fintech syariah ataupun konvensional memiliki satu tujuan yakni memberikan layanan finansial bagi pengguna terdaftar. Namun jika dikaji lebih jauh ada beberapa perbedaan yang dibahas di poin selanjutnya.
Perbedaan fintech syariah dan konvensional
Setelah mengenal apa yang dimaksud fintech syariah ataupun konvensional, selanjutnya ada perbedaan fintech syariah dan konvensional.Apa saja perbedaanya, simak pembahasannya di bawah ini.
1. Akad perjanjian
Perbedaan mendasar dari fintech syariah dan konvensional terletak pada akad perjanjian yang dilakukan. Fintech syariah menggunakan akad muamalah yang terbebas dari kata riba, maysir dan gharar. Misalnya fintech syariah yang beredar saat ini kebanyakan menggunakan akad murabahah, ijarah wa iqtina ataupun musyarakah mutanaqisah.
2. Suku bunga
Suku bunga menjadi hal yang wajib ada dalam fintech berbasis konvensional. Misalnya besaran bunga tertentu biasanya dibayarkan bersamaan ketika mencicil angsuran. Berbeda dengan fintech syariah tidak mengenal kata bunga karena bunga termasuk riba, dan dalam islam riba hukumnya haram.
3. Risiko yang ditimbulkan
Fintech syariah dan konvensiona memiliki risiko yang berbeda. Jika seorang pengguna fintech konvensional mengambil pinjaman, maka sebagian besar risiko yang mungkin terjadi akan ditanggung pengguna. Sebaliknya jika di fintech syariah akan lebih ringan pertanggungjawabannya. Risiko yang mungkin terjadi akan ditanggung oleh pihak fintech syariah dan juga si pengguna.
Demikian pembahasan mengenai perbedaan fintech syariah dan konvensional. Beberapa perbedaan tersebut bisa menjadi tambahan informasi di dunia pengelolaan keuangan pembaca. Selain itu, poin-poin tersebut dapat pula menjadi pertimbangan bagi masyarakat yang sedang memilih fintech terbaik.